

MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI
HIPERTENSI
KEHAMILAN



TINJAUAN MATA KULIAH
A.
Deskripsi Singkat Mata Kuliah
Mata
kuliah asuhan kebidanan patologi ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa
untuk mendeskripsikan komplikasi, kelainan, dan penyakit dalam masa kehamilan
pada hipertensi kehamilan.
B.
Kegunaan/Manfaat Mata Kuliah
Dengan adanya mata
kuliah asuhan kebidanan patologi, diharapkan mahasiswa mampu mendeskripsikan komplikasi kelainan dan penyakit dalam masa
kehamilan pada
hipertensi kehamilan .
C.
Standar Kompetensi Mata Kuliah
Standar kompetensi
mata kuliah asuhan kebidanan patologi adalah mahasiswa
diharapkan mampu mendeskripsikan
komplikasi kelainan dan penyakit dalam masa kehamilan pada hipertensi kehamilan.
D.
Susunan Urutan Bahan
Ajar
1. Konsep dasar kehamilan
Konsep dasar kehamilan yang meliputi definis dan komplikasi dalam kehamilan.
2. Hipertensi kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan meliputi definisi, tanda dan gejala,
penanganan dari hipertensi kronik, Supperrimpossed preeklamsia, preeklamsia,
eklamsia
E.
Petunjuk Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat
mempelajari bahan ajar (modul) ini dan membaca referensi yang direkomendasikan
sebagai buku acuan yang sudah ada
A. Kompetensi Dasar Dan Indikator
NO
|
KOMPETENSI DASAR
|
INDIKATOR
|
1.
|
Mendeskripsikan komplikasi, kelainan, dan penyakit
dalam masa kehamilan pada hipertensi kehamilan
|
a. Mendefinisikan pengertian kehamilan
b.Menyebutkan macam-macam komplikasi
dalam kehamilan
c. Mendefinisikan pengertian hipertensi
dalam kehamilan
d. Menyebutkan macam-macam hipertensi
dalam kehamilan
e. Mendeskripsikan hipertensi kronik
f. Mendeskripsikan superimposed preeklamsia
g.Mendeskripsikan preeklamsia
h.Mendeskripsikan eklamsia
|
B.
Deskripsi
Singkat Mata Kuliah
Mata kuliah asuhan kebidanan patologi ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk mendeskripsikan komplikasi,
kelainan, dan penyakit yang mungkin muncul pada ibu hamil terutama hipertensi
dalam kehamilan yang meliputi definisi, tanda gejala, patofisiologis,
diagnosis, serta prognosis dan penanganan dari : Hipertensi Kronik, Superrimpossed Preeklamcia, Preeklamsia,
Eklamsia.


URAIAN MATERI
KEHAMILAN
A.
Definisi Kehamilan
Kehamilan merupakan proses yang alamiah (Pantikawati I dan Saryono,
2010 ; h.1). Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan
kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun ini kadang tidak
sesuai dengan yang diharapkan (Kusmiyati, 2009 ; h.1). Masa kehamilan dimulai
dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari ( 40
minggu atau 9 bulan 7 hari ) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi
sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan
ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2001 ; h.91).
B.
Komplikasi Dalam Kehamilan
Komplikasi pada kehamilan tentu saja
sangat berbahaya tidak hanya bagi ibu tetapi juga janin yang ada dalam
kandungan. Beberapa kompilasi yang sering terjadi pada kehamilan diantaranya
adalah :
- Keguguran
Keguguran
merupakan gagalnya kehamilan sebelum memasuki usia ke -20 minggu, biasanya
ditandai dengan flek hingga pendarahan. Banyak faktor yang memicu keguguran,
diantaranya : aktivitas berat selama hamil, stress, virus, infeksi, rahim
lemah, dan lain-lain. Keguguran terjadi berulang-ulang harus segera ditangani
dengan serius agar secepatnya mendapatkan solusi. Itu sebabnya ketika perempuan
yang sudah mengalami keguguran ketika akhirnya dia akan hamil kembali harus
dalam penanganan dokter agar bisa terus terawasi perkembangan janin di perut
dan bisa meminimalisir terjadinya keguguran kembali.
- Pre-eklamsia
Pre-eklamsia merupakan kehamilan yang disertai dengan
naiknya tekanan darah ibu hamil. Pre eklamsia biasanya ditandai dengan gejala :
pusing, tekanan darah naik, kunang-kunang, bengkak pada beberapa bagian tubuh,
dan lain-lain. Umumnya, kehamilan dengan komplikasi ini akan membuat ibu
melahirkan secara Caesar.
- Kehamilan ektopik
Kehamilan yang terjadi jika janin berkembang di luar
rahim. Kondisi ini jarang terjadi namun sangat membahayakan janin jika sampai
terjadi karena janin bisa berkembang dengan baik jika berada dalam rahim dengan
mendapatkan berbagai nutrisi yang akan membantunya berkembang ketika dia sedang
berada aman dalam rahim ibunya. Maka, kehamilan ektopik ini bukan hanya membuat
janin tidak tumbuh namun juga membuatnya tidak bisa bertahan lama.
- Perdarahan
Darah ini bisa
dianggap wajar jika tidak terjadi terus menerus, namun akan sangat membahayakan
jika darah yang keluar berlebihan, berbau, dan terus menerus muncul. Sebaiknya
wanita hamil yang mengalami pendarahan harus waspada sebab perdarahan yang
terjadi pada saat kehamilan berlangsung, biasanya akan menyebabkan keguguran.
Namun selain itu ibu yang sedang hamil ataupun telah melahirkan juga perlu
waspada adanya perdarahan karena bisa jadi merupakan gejala kanker.
- Plasenta previa
Kondisi yang terjadi pada kehamilan, dimana plasenta berada pada posisi menutup mulut
rahim sehingga jika tidak diatasi dengan baik maka akan menyebabkan perdarahan.
Jika hal ini terjadi sebaiknya ibu hamil segera memeriksakan diri ke dokter
untuk mendapatkan penanganan yang serius.
- Diabetes gestasional
Kondisi kehamilan yang dibarengi dengan naiknya gula
darah sang ibu sehingga hal ini beresiko menyebabkan bayi lahir dengan berat
badan lebih dan beresiko menderita diabetes. Kondisi ini bisa diminimalisir
dengan pola makan yang sesuai anjuran dokter agar gula darah sang ibu bisa
menurun bahkan kembali normal.
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
A.
Definisi Hipertensi Dalam Kehamilan
Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vascular yang
terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada masa nifas.
Golongan penyakit ini ditandai dengan hipertensi dan sering di sertai
proteinuri, edema, kejang, koma, atau gejala-gejala lain (Martaadisoebrata,
2005 ; h.68).
1.
Klasifikasi menurut Artsiyanti
(2008 ; h.89) :
a.
Hipertensi kronik
b.
Hipertensi
kronik dengan pre-eklamsia superimposed
a.
Hipertensi
yang diinduksi yang diinduksi kehamilan
b.
Pre-eklamsia
2.
Klasifikasi menurut
Martaadisoebrata (2005 ; h.68) :
a.
Kehamilan yang menyebabkan
hipertensi
b.
Hipertensi secara kebetulan
c.
Kehamilan yang memperburuk
hipertensi
d.
Hipertensi sementara
B.
Hipertensi Kronik
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik ≥ 90 mmHg (Mansjoer A dkk, 2001 ; h.51). Hipertensi sebelum
kehamilan (Artsiyanti, 2008 ; h.89). hipertensi kronik di deteksi sebelum usia
kehamilan 20 minggu ( Saifuddin, 2001 ; h.209). Tanda-tanda klinis yang
menjurus hipertensi Kronik
menurut Chalik (2002 ; h.203) :
1.
Multipara
dengan riwayat hipertensi dalam kehamilan
2.
Perdarahan retina atu eksudat
3.
Kadar
nitrogen ureum darah > 20 mg/dL atau kreatinin serum > 1 mg/dL
4.
Pada
foto toraks atau EKG terdapat tanda-tanda pembesaran jantung
5.
Pasien
menderita diabetes mellitus, penyakit ginjal, penyakit vascular autoimun atau
kolagen, atau gangguan predisposisi lainnya.
Hipertensi kronis akan menyebabkan
kematian pada ibu hamil atau
tidak. Kematian yang terjadi bisa akibat terjadinya payah jantung atau
komplikasi serebrovaskular (CVA). Pada
wanita muda dapat terjadi akibat adanya penyakit ginjal yang primer. Dalam
kehamilan sering kali disertai dengan komplikasi solusio plasenta, pertumbuhan
janin terhambat, dan kematian janin (Sastrawinata dkk, 2005 ; h.81).
Penanganan
Menurut Syaifuddin (2002 ; h. M-37) adalah tangani
secara rawat jalan :
1. Pantau tekanan darah, urin (untuk
proteinuria), dan kondisi janin setiap minggu.
2. Jika tekanan darah meningkat, tangani
sebagai preeklamsia ringan
3. Jika kondisi janin memburuk atau terjadi
pertumbuhan janin terhambat, rawat untuk penilaian kesehatan janin
4. Beri tahu pasien dan keluarga tanda bahaya
dan gejala preeklamsia atau eklamsia
5. Jika tekanan darah stabil, janin dapat
dilahirkan secara normal.
C.
Superrimpossed Preeklamsia
Adalah hipertensi kronik dengan
preeklamsia (Syaifuddin, 2001 ; h.209). Tanda-tandanya menurut Syaifuddin (2001
; h.208) adalah proteinuri + tanda-tanda lain dari pre-eklamsia. Semua keadaan
hipertensi kronik apa pun latar belakang penyebabnya, merupakan predisposisi
untuk terjadi preeklamsia superimposed dan eklamsia (Siswishanto, 2006).
D.
Pre-eklamsia
Preeklamsia ialah penyakit dengan
tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang
timbul karena kehamilan (Wiknjosastro, 2007 ; h.282). Biasanya, pre-eklamsia di
definisikan sebagai ganguan yang terjadi pada paruh kedua kehamilan dan
mengalami regresi setelah pelahiran, ditandai dengan kemunculan sedikitnya dua
dari tiga tanda utama, yaitu hipertensi, edema, dan proteinuria ( Ariani, 2009
; h.123 ). Preeklamsia digolongkan preeklamsia ringan dan preeklamsia berat (
Opis, 2009).
1.
Preeklamsia ringan
a.
Tekanan
darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mm Hg dengan interval pemeriksaan 6 jam
b.
Tekanan darah diastole 90 atau
kenaikan 15 mm Hg dengan interval periksaan jam
c.
Kenaikan
berat badan 1 kg atau lebih dalam satu minggu
d.
Proteinuria
0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitas plus 1 sampai 2 urin kateter atau
urin aliran pertengahan.
2.
Preeklamsia Berat
a.
Tekanan darah 160/110 mm Hg
b.
Oliguria,
urin kurang dari 400 cc/ 24 jam
c.
Proteinuria lebih dari 3
gr/liter
d.
Keluhan subjektif :
·
Nyeri epigastrum
·
Nyeri kepala
·
Edema paru dan sianosis
·
Ganguan kesadaran

Etiologi
Menurut Martaadisoebrata (2005 ; h.70), penyebab preeklamsi belum
diketaahui dengan pasti. Meskipun demikian, penyakit ini lebih sering pada
wanita hamil yang :
1.
Primigravida
2.
Hiperplasentosis-Pada kehamilan
kembar, anak besar, mola hidatidosa, dan hidrops fetalis
3.
Mempunyai
dasar penyakit vascular-hipertensi atau diabetes mellitus
4.
Mempunyai
riwayat preeklamsi / eklamsi dalam
keluarganya.
Penanganan
Menurut Syaifuddin (2002 ; h. M-37 s/d
M-38) :
1.
Preeklamsia Ringan
Kehamilan kurang dari 37 minggu :
Jika belum ada perbaikan, lakukan
penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan :
a.
Pantau
tekanan darah, urin (untuk proteinuria), reflex, dan kondisi janin
b.
Konseling
pasien dan keluarganya tentang tanda-tanda bahaya preeklamsia dan eklamsia
c.
Lebih banyak istirahat
d.
Tidak perlu obat-obatan
e.
Jika rawat jalan tidak mungkin,
rawat di rumah sakit :
·
Diet biasa
·
Pantau
tekanan darah 2 kali sehari dan urin (untuk proteinuria) sekali sehari
·
Tidak perlu dibaeri obat-obatan
·
Tidak perlu diuretic, kecuali
jika terdapat edema paru, dekompensasi kordis, atau gagal ginjal akut
·
Jika tekanan diastolic turun
sampai normal pasien dapat dipulangkan
·
Jika
tidak ada tanda-tanda perbaikan, tetap dirawat. Lanjutkan
penanganan dan observasi kesehatan janin
·
Jika terdapat tanda-tanda
pertumbuhan janin terhambat, pertimbangkan terminasi kehamilan
·
Jika proteinuria meningkat,
tangani sebagai preeklamsia berat.
Kehamilan aterm (37 minggu atau lebih) :
Persalinan ditunggu sampai terjadi usia persalinan atau dipertimbangkan
untuk melakukan persalinan pada taksiran tanggal persalinan (Nugroho, 2010 ;
h.80).
2.
Preeklamsia berat
Penangannan preeklamsia berat dan eklamsia sama, kecuali bahwa
persalinan harus berlangsung dalam 12 jam setelah timbulnya kejang pada eklamsia.
Semua kasus preeklamsia berat harus ditangani secara aktif. Penaganan
konservatif tidak dianjurkan karena gejala dan tanda eklamsia seperti
hiperfleksia dan gangguan penglihatan sering tidak sahih (Saifuddin, 2002 ;
h.M-38).
Menurut Nugraheny E (2009 ;
87), penanganan untuk preeklamsi-eklamsi adalah :
a.
Konservatif
·
Kamar isolasi
·
Observasi: keseimbangan cairan,
infuse 2000 cc/ 24 jam
·
Pengobatan:
stroganoff, penthotal, diazepam, litik koktil, magnesium sulfat
·
Evaluasi pengobatan: dieresis,
kesadaran membaik, kejang berkurang, nadi dan tekanan darah turun, keluhan
berkurang.
b.
Terapi aktif
·
Indikasi vital
·
Gagal pengobatan 2 × 24 jam
·
Medis teknis: induksi
persalinan, pecahkan ketuban, kala II forsep
E. Eklamsia
Istilah eklamsia berasal dari bahasa
Yunani dan berarti “Halilintar”. Kata tersebut dipakai karena seolah-olah
gejala-gejala eklamsia timbul dengan tiba-tiba tanpa didahului oleh sebab-sebab
lain (Wiknjosastro, 2007; h.295). Eklamsia merupakan sebab utama kematian ibu
di semua Negara dan mengakibatkan sekitar 50.000 kematian ibu didunia setiap
tahun (Koesno H, 2008; h.64). Eklamsia didiagnosis ketika preeklamsia memburuk
menjadi kejang. Kejang ini sering muncul sebelum persalinan dan berlanjut
hingga 10 hari pascapartum (Varney H, 2007; h.648-649).
1.
Gejala Klinis
Menurut Nugroho (2010.h.87) :
a.
Kehamilan
lebih dari 20 minggu atau persalinan atau masa nifas
b.
Tanda-tanda preeklamsia
(hipertensi, edema, dan proteinuria)
c.
Kejang-kejang dan / atau koma
d.
Kadang-kadang
disertai gangguan fungsi organ
2. Patofisiologi
Sama dengan preeklamsia dengan akibat yang
lebih serius pada organ-organ hati, ginjal, otak, paru-paru dan jantung yakni
terjadi nekrosis dan perdarahan pada organ-organ tersebut ( Sujiyatini dkk,
2009; h.67 ). Pada umumnya akan ditemukan tanda-tanda nekrosis, perdarahan,
edema, hiperemi atau iskemi, dan trombosis. Pada plasenta, dapat ditemukan
adanya infark-infark karena degenerasi lapisan trofoblas. Perubahan lain yang
terdapat ialah retensi air dan natrium, hemokonsentrasi, serta kadang-kadang
asidosis (Martaadisoebrata, 2005; h.78).
3. Diagnosis
Menurut Sujiyatini dkk (2009.h.67) :
a.
Berdasarkan gejala klinis
diatas
b.
Pemeriksaan laboratorium :
·
Adanya protein dalam urin
·
Fungsi
organ hepar, ginjal, dan jantung
·
Fungsi hematologi / hemostasis
4.
Penanganan
Menurut Sujiyatini, dkk (2009; h.67-68)
tujuan pengobatan :
a.
Untuk menghentikan dan mencegah
kejang
b.
Mencegah dan mengatasi
penyulit, khususnya hipertensi krisis
c.
Sebagai penunjang untuk
mencapai stabilitasi keadaan ibu seoptimal mungkin
d.
Mengakhiri kehamilan dengan
trauma ibu seminimal mungkin.


RANGKUMAN
A.
Definisi Kehamilan
Kehamilan
merupakan proses yang alamiah. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal
dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir.
B. Macam – Macam Komplikasi
Dalam Kehamilan
1. Keguguran
2. Pre-eklamsia
3. Kehamilan Ektopik
4. Perdarahan
5. Plasenta Previa
6. Diabetes Gestasional
C. Definisi Hipertensi
Dalam Kehamilan
Penyakit
hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vascular yang terjadi sebelum
kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada masa nifas.
D. Macam – Macam Hipertensi
Dalam Kehamilan
1. Hipertensi Kronik
2. Superrimpossed Preeklamsia
3. Preeklamsia
4. Eklamsia


TES
FORMATIF
Pertanyaan:
1.
Apa yang anda
ketahui tentang
kehamilan?
2.
Sebutkan
macam-macam komplikasi dalam kehamilan!
3.
Apa yang anda
ketahui tentang preeklamsia?
4.
Sebutkan
penggolongan dari peeklamsia!
5.
Bagaimana
penatalaksanaan pada preeklamsia berat?
6.
Sebutkan
gejala klinis pada eklamsia?
Kunci Jawaban :
1.
Kehamilan
merupakan proses yang
alamiah. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan
kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir.
2.
Macam-macam
komplikasi dalam kehamilan
a. Keguguran
b. Preeklamsia
c. Kehailan Ektopik
d. Perdarahan
e. Plasenta Previa
f. Diabetes Gstasional
3.
Preeklamsia
ialah penyakit
dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria
yang timbul karena kehamilan.
4.
Penggolongan
preeklamsia
a. Preeklamsia ringan
b. Preeklamsia berat
5.
Penatalaksanaan
pada preeklamsia berat:
a.
Konservatif
·
Kamar isolasi
·
Observasi: keseimbangan cairan,
infuse 2000 cc/ 24 jam
·
Pengobatan:
stroganoff, penthotal, diazepam, litik koktil, magnesium sulfat
·
Evaluasi pengobatan: dieresis,
kesadaran membaik, kejang berkurang, nadi dan tekanan darah turun, keluhan
berkurang.
b.
Terapi aktif
·
Indikasi vital
·
Gagal pengobatan 2 × 24 jam
·
Medis teknis: induksi
persalinan, pecahkan ketuban, kala II forsep
6.
Gejala klinis pada eklamsia
a.
Kehamilan
lebih dari 20 minggu atau persalinan atau masa nifas
b.
Tanda-tanda preeklamsia
(hipertensi, edema, dan proteinuria)
c.
Kejang-kejang dan / atau koma
d.
Kadang-kadang
disertai gangguan fungsi organ
TUGAS
1.
Tugas Baca (Buku utama,
buku acuan, buku penunjang, jurnal)
2.
Tugas terstruktur
(laporan praktikum di skills lab dan laporan praktek di lapangan)
3.
Tugas kelompok
(Makalah, bahan diskusi/seminar)
Catatan:
Bila
anda belum merasa puas, atau paling tidak belum menguasai materi kurang lebih
75%, maka anda perlu menguulangi kembali
sampai anda merasa puas, diatas 75%.


GLOSARIUM
Edema : Penumpukkan
/ akumulasi cairan menyebabkan jaringan yang terkena menjadi bengkak
Iskemi : Simtoma
berkurangnya aliran darah yang dapat menyebabkan perubahan fungsional pada sel
normal
Hematologi : Darah
Hipertensi : Tekanan
darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan
diastoliknya diatas 90 mmHg.
Proteinuria : Suatu
kondisi dimana terlalu banyak protein dalam urin yang dihasilkan dari adanya
kerusakan ginjal
Solusio plasenta :
Lepasnya plasenta dari tempat melekatnya yang normal pada uterus sebelum janin
dilahirkan.

DAFTAR PUSTAKA
Santoso, Y. Panduan Lengkap Kebidanan. Yogyakarta : PALMALL;2008.h.172
Saifuddin, SB. Buku acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta
: JNPKKR;2001.h.206-214
Nugraheny, E. Asuhan Kebidanan Pathologi. Yogyakarta : Pustaka Rihama;2009.h.87
Wiknjosastro, H. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP;2007.h.282
Sujiyatini, dkk. Asuhan Patoogi Kebidanan. Yogjakarta : Nuha Medika;2009.h.58-68
Saifuddin, AB. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;2002.h.M35-M39
Martaadisoebrata, D dkk. Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC;2005.h.68-82