Selasa, 19 April 2016

KELUARGA BERENCANA BY SUCI AULIA RAHMI



RENCANA AKSI PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL
PROVINSI SULAWESI UTARA
DALAM RANGKA MENINDAK LANJUTI HASIL SDKI 2007




  1. LATAR BELAKANG :


1.Perkembangan Total Fertility Rate (TFR)  dan Contraceptiv Prevalensi Rate (CPR) Provinsi Sulawesi Utara hasil SDKI Tahun 1997 sampai dengan Tahun 2007.

Dari hasil SDKI yang dilaksanakan  tahun 1997  sampai dengan tahun 2007 nampak adanya peningkatan Total Fertility Rate (TFR) Provinsi Sulawesi Utara dan disisi lain nampak pula adanya kecendrungan penurunan Contraceptiv Prevalensi rate (CPR)  Provinsi Sulawesi Utara sebagaimana tergambar dalam grafik berikut ini :



Dari gambaran tersebut nampak jelas bahwa ada hubungan antara penurunan penurunan Contraseptiv Prevalensi Rate (CPR)  dengan peningkatan Total Fertility Rate (TFR). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa sejak  tahun 1997 sampai dengan tahun 2007 angka kesertaan berKB di Provinsi Sulawesi Utara cendrung mengalami penurunan yang ini merupakan salah satu indikator penyebab naiknya TFR di Provinsi Sulawesi Utara disamping faktor-faktor penyebab lainnya.



2.Capaian Peserta KB baru terhadap PPM PB tahun 2005 sampai dengan tahun 2007

Capaian peserta KB Baru  terhadap PPM PB Provinsi Sulawesi Utara tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 seperti tergambar pada grafik berikut ini :
Dari grafik tersebut diatas nampak bahwa, walaupun trend capaian peserta KB baru terhadap PPM peserta KB baru cendrung meningkat setiap tahunnya, namun  demikian sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 pada akhir tahun anggaran presentase capaian PB terhadap PPM PB tidak mencapai 100 persen. Dengan kata lain Provinsi Sulawesi Utara dalam kurun waktu 3 tahun terakhir capaian PBnya tidak sesuai dengan PPM PB.

  1. KERANGKA PIKIR TEORITIS :

1.        Faktor- faktor yang mempengaruhi TFR

Menurut Davis & Blake, ada tiga tahap proses reproduksi yaitu, tahap intercourse, tahap conseption dan tahap gestation. Secara teoritis ada beberapa faktor yang langsung mempengaruhi ketiga tahap itu, yang disebut variabel intermediate, seperti:

·         Umur pada saat menikah
·         Proporsi perempuan yang tidak pernah menikah
·         Lamanya berstatus kawin
·         Abstinensi (sukarela dan tidak sukarela)
·         Frekuensi sanggama
·         Fekunditas (disengaja dan tidak disengaja)
·         Penggunaan alat kontrasepsi
·         Kematian janin (disengaja dan tidak disengaja)  

                    Dalam hal analisis fertilitas, biasanya juga memperhatikan faktor-faktor :
·         Demografis
-          Jumlah PUS
-          Lamanya perkawinan
-          Jumlah anak yang dilahirkan hidup
·          Sosial Ekonomi
-          Tingkat pendidikan
-          Ras
-          Pekerjaan (termasuk pengalaman kerja isteri)
-          Penghasilan/pendapatan (suami/keluarga)
-          Agama
-          Sikap terhadap besarnya keluarga

2.        Fenomena implentasi Program KB Nasional pasca otonomi daerah (Tantangan)

Tidak bisa dipungkiri ( walaupun itu bukan menjadi satu-satunya faktor yang dapat dijadikan alasan),  bahwa sistem otonomi daerah cukup memberikan dampak pada pelaksanaan program KB di kabupaten/kota, antara lain :

·         SDM Program berkurang ( dampak mutasi  pegawai)
·         Fasilitas dan sarana pendukung tidak memadai
·         Dukungan dana APBD untuk Program KB tidak merata
·         Program KB tidak menjadi program prioritas Pemda Kabupaten/Kota
·         Atensi dan Komitmen para stake holder ( eksekutif maupun legislatif) terhadap program KB yang cendrung menurun
·         Adanya indikasi a-program KB ( penduduk sebagai sebagai salah satu indikator penentu pemekaran wialayah maupun alokasi dana)
·         Kelembagaan Program KB di kabupaten/kota

Disisi lain krisis ekonomi yang akibatnya masih terasa sampai pada  2005-2006 ikut pula mempengaruhi sendi-sendi sosial ekonomi yang juga berpengaruh pada kemampuan pemerintah dalam hal penyediaan alat kontrasepsi dan sarana pendukung lainnya.

                   
3.        Faktor Kunci Keberhasilan Program KB Nasional Pasca Otonomi Daerah (Peluang )
  
·         Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 (komitmen nasional)
·         MDGs dan ICPD (komitmen internasional)
·         Kemitraan

  1. RENCANA AKSI :

Bertitik tolak pada kenyataan bahwa hasil SDKI tahun 2007, TFR Provinsi Sulawesi Utara naik dari 2,6 pada SDKI tahun 2002-2003 menjadi 2,8 pada SDKI tahun 2007, maka, maka BKKBN Provinsi Sulwesi Utara menyadari bahwa perlu ada penanganan yang lebih serius dan terencana menyangkut implementasi Program KB Nasional secara menyeluruh melalui pemerataan pelayanan program KB diseluruh wilayah Provinsi Sulawesi Utara untuk meningkatkan kesertaan berKB, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :


1.        Kelompok PUS Mupar
2.        Penggunaan alat kontrasepsi ( MKJP)
3.        Kualitas pelayanan KB ( meminimalisasi kegagalan kontrasepsi maupun komplikasi)
4.        Ketersediaan alat kontrasepsi
5.        Penundaan Usia Kawin Pertama

Disamping itu pendekatan Kesejahteraan Keluarga dan Pemberdayaan Keluarga (UPPKS dan Bina Keluarga) serta sosialisasi program Posdaya harus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya menurunkan angka TFR (faktor sosial ekonomi) .

Sebagaimana yang telah disampaikan sebelumnya bahwa dalam menyiasati pengaruh dari diberlakukannya sistem otonomi daerah yang berdampak pada hubungan antara SKPD-KB Kabupaten/Kota dengan BKKBN Provinsi, maka satu-satunya jalan adalah dengan semakin menggiatkan pola kemitraan melalui kerjasama kemitraan dengan berbagai instansi, LSOM. termasuk dengan kabupaten/kota . Dengan pola kemitraan tersebut diharapkan akan membuka saluran-saluran komunikasi, apakah itu dengan kabupaten/kota itu sendiri, LSOM maupun masyarakat sebagai objek sekaligus subjek dari    program KB Nasional.

Dalam kaitan dengan hal-hal tersebut diatas, BKKBN Provinsi Sulawesi Utara melakukan rencana aksi Program KB Nasional untuk menindak lanjuti hasil SDKI tahun 2007 sebagai berikut :

1.      Sosialisasi hasil sementara SDKI tahun 2007 sebagai upaya membangkitkan kembali atensi khalayak terhadap program KB di Provinsi Sulawesi Utara khususnya hubungan antara jumlah penduduk yang besar dengan daya dukung lingkungan.
2.      Melakukan seminar terbatas tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi TFR, kajian tentang meningkatnya TFR Provinsi Sulawesi Utara dengan pembahas tunggal Drs. Philep Morse Regar, MA dari IPADI Sulut yang dihadiri oleh seluruh Pejabat Struktural dan Fungsional BKKBN Provinsi Sulut, beberapa instansi terkait Tingkat Provinsi, dan SKPD Kabupaten/Kota.
3.      Melakukan Seminar Kependudukan dengan topik Penduduk dan Pembangunan yang sesuai rencana akan mengundang pembicara dari kalangan demografer Pusat dan lokal.
4.      Menggencarkan pelayanan-pelayanan KB melalui kegiatan momentum seperti :

a.       Manunggal KB-Kes
b.      KB- PKK melalui kegiatan  ” Semarak KB  - PKK ”
c.       Bulan Bhakti IBI melalui kegiatan ” Semarak KB – IBI ”
d.      Tentara Manunggal Masuk Desa
e.       Bulan Bhakti Gotong Royong
f.       Hari Lansia Internasional
g.      Momentum-momentum lokal


5.      Membangkitkan kembali kepedulian para stake holder terhadap  program KB melalui berbagai program kemitraan, yaitu :

a.       Program kemitraan dengan TP- PKK Provinsi Sulawesi Utara
b.      Program kemitraan dengan Komda Lansia Provinsi Sulawesi Utara
c.       Program kemitraan dengan Pengurus Lansia GMIM (Gereja Masehi Injili Minahasa)
d.      Program kemitraan dengan BKMT Provinsi Sulawesi Utara
e.       Program kemitraan dengan Yayasan Al-Mufidah Provinsi Sulawesi Utara
f.       Program kemitraan dengan Paguyuban Juang Kencana Provinsi Sulawesi Utara
g.      Program kemitraan dengan Wanita KGPM (Kerapatan Gereja Protestan Minasa)
h.      Program Kemitraan dengan berbagai instansi, LSOM  terkait

6.      Melakukan penguatan program melalui surat Bapak Gubernur Provinsi Sulawesi Utara tentang Intensifikasi Program KB Nasional di Provinsi Sulawesi Utara
7.      Memanfaatkan kegiatan World Ocean Conference (WOC) 2009  sebagai momentum penggerak kepedulian terhadap program KB


  1. PENUTUP
 
      Demikianlah rencana aksi BKKBN Provinsi Sulawesi Utara yang sudah , sedang dan akan dilaksanakan kedepan dalam rangka meningkatkan upaya-upaya membangun program KB di Provinsi Sulawesi Utara, sebagai langkah-langkah menindak lanjuti hasil-hasil SDKI tahun 2007.

      Kami menyadari bahwa berbagai masalah dan tantangan program masih akan menjadi bagian dari perjuangan dalam menggerakkan kembali denyut program KB di Kabupaten/Kota.

     Untuk itu kami senantiasa memohon bimbingan dan arahan dari berbagai pihak agar semua rencana kegiatan tersebut dapat terlaksana dan membuahkan hasil sesuai dengan apa yang diharapkan, demi mewujudkan keluarga kecil berkualitas di Provinsi Sulawesi Utara.

     Semoga  !!!

                                                                                                                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar